Pakar Pendidikan UBL jadi Pembicara Utama Seminar Nasional di Surabaya

Dekan FKIP UBL Jadi Pembicara Inti di Seminar Nasional NCOLLT-4 Surabaya, Soroti Inovasi dalam Pendidikan Bahasa Inggris di Era Industri 4.0

Bandar Lampung – Sebuah kebanggaan kembali diraih oleh sivitas akademika Universitas Bandar Lampung (UBL) melalui kontribusi Yanuar Dwi Prastyo, S.Pd.I., M.A., Ph.D., seorang akademisi terkemuka di bidang pendidikan sekaligus Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UBL). Beliau tampil sebagai pembicara inti (keynote speaker) dalam Seminar Nasional The 4th National Conference on Language and Language Teaching (NCOLLT-4) 2018, yang diselenggarakan di Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 25 Agustus 2018.

Seminar nasional dengan tema besar “Creativity and Innovation in English Language Teaching towards Industrial Revolution 4.0” ini menjadi wadah strategis untuk membahas perkembangan dan tantangan terbaru dalam pengajaran bahasa Inggris, khususnya dalam konteks Revolusi Industri 4.0 yang kini mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.

Dr. Yanuar hadir bersama Francis O’Brien, RSA Dip, M.Ed, M.BA., yang merupakan Manajer Indonesia Australia Language Foundation (IALF), Surabaya, sebagai rekan pembicara inti dalam forum akademik bergengsi ini. Kehadiran dua tokoh berpengaruh ini menambah bobot ilmiah dan inspiratif dalam keseluruhan rangkaian kegiatan seminar.

Dalam presentasinya yang berjudul “English Language Teacher Education in Industrial Revolution 4.0: Opportunities and Challenges”, Dr. Yanuar memaparkan hasil penelitian dan refleksi kritisnya mengenai bagaimana pendidikan guru bahasa Inggris perlu beradaptasi dalam menghadapi arus perubahan teknologi yang sangat cepat. Beliau menekankan pentingnya penguasaan literasi digital, fleksibilitas dalam metode pengajaran, dan penggunaan teknologi berbasis artificial intelligence dan platform daring sebagai bagian integral dari pendidikan masa kini.

Sebagai Direktur Teaching Learning Center (TLC) UBL, Dr. Yanuar juga menyoroti perlunya perubahan paradigma dalam membina calon guru bahasa Inggris. Dalam era di mana kecerdasan buatan dan otomatisasi mulai menggantikan banyak peran manusia, guru tidak lagi hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan humanis.

Pendidik Bahasa Inggris saat ini harus mampu menavigasi berbagai teknologi pembelajaran, sekaligus membangun koneksi emosional dengan siswa agar proses belajar tetap bermakna dan kontekstual,” ujar Dr. Yanuar dalam sesi diskusinya yang disambut antusias oleh peserta seminar dari berbagai daerah di Indonesia.

Beliau juga mengajak seluruh lembaga pendidikan tinggi untuk terus meningkatkan kualitas program pendidikan guru, agar lulusan-lulusan mereka tidak hanya memiliki kompetensi bahasa, tetapi juga kepekaan terhadap perubahan global dan kebutuhan zaman.

Keikutsertaan Dekan FKIP UBL dalam seminar nasional ini bukan hanya menunjukkan kapasitas beliau secara personal sebagai akademisi dan peneliti, tetapi juga mencerminkan komitmen Universitas Bandar Lampung dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan tantangan masa depan.

Bagi yang ingin mengakses materi lengkap dari presentasi ini, Dr. Yanuar telah membagikannya secara terbuka melalui tautan berikut:
🔗 Download Presentasi: English Language Teacher Education in Industrial Revolution 4.0

Melalui kontribusi aktif para dosennya di kancah nasional dan internasional, FKIP UBL terus menegaskan posisinya sebagai institusi yang adaptif, progresif, dan siap menjadi bagian dari solusi pendidikan masa depan di Indonesia.

Mahasiswa UBL mengikuti gelaran NUDC 2018

NUDC (National University Debating Championship)/KDMI (Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia) 2018

National University Debating Championship (NUDC) adalah suatu kegiatan lomba debat antar mahasiswa universitas se Indonesia yang di laksanakan oleh LLDikti (dahulu Kopertis) seluruh wilayah, Wilayah 1 – 14.

Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Negeri Malang (UM) dari tanggal 15 – 21 Agustus 2018. Kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh Kemristek Dikti dengan tujuan untuk menciptakan solidaritas antar anak bangsa dengan saling menghargai pendapat masing-masing yang akhirnya tercipta suatu perdamaian karena para mahasiswa ini adalah calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa yang akan datang.

Masing-masing wilayah LLDikti mengirimkan 6 sampai 11 perwakilannya hasil dari kompetisi wilayah yang sudah dilaksanakan sekitar awal bulan Juni 2018 lalu. Universitas Bandar Lampung (UBL) sendiri merupakan bagian dari LLDikti wilayah 2 yang juga mengikuti kegiatan ini bersama dengan Universitas Sriwijaya, Universitas Bina Darma Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya, Universitas Teknokrat, Universitas Lampung, Universitas Bangka Belitung, dan Universitas Bengkulu. Seluruh perguruan tinggi ini diwakili oleh 2 mahasiswa sebagai debatersnya dan satu adjudicator. Semua bersaing secara sehat untuk menuju ke pertandingan internasional di Cape Town, Afrika Selatan. Dari hasil preliminary round yang dilaksanakan kemudian dipilih dua terbaik dari setiap wilayah untuk mengikut Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2018.

UBL dalam hal ini diwakili oleh dua debaters, Ade Chindra Mustika dan Debby Nauli N. (mahasiswa semester 3 ED, FKIP) dan satu adjudicator, Yanuarius Yanu Dharmawan.

Berikut adalah urutan tahapan yang harus dilalui sampai ke tingkat internasional.

 

  1. Tingkat Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi melaksanakan seleksi untuk menentukan 1 (satu) tim NUDC terbaik yang terdiri atas 2 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator;  1 (satu) tim KDMI terbaik yang terdiri atas 3 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator.

  1. Tingkat Wilayah

Perguruan tinggi mendaftarkan 1 (satu) tim NUDC dan 1 (satu) tim KDMI terbaik ke Kopertis Wilayah masing-masing dengan menggunakan format terlampir untuk mengikuti seleksi tingkat wilayah. Pembagian perguruan tinggi tingkat wilayah dapat dilihat di dalam pedoman.

  1. Tingkat Nasional

Seleksi Tingkat Nasional akan diikuti oleh 112 tim NUDC dan 14 tim KDMI yang merupakan pemenang tingkat wilayah I s.d. XIV sesuai kuota. Adapun jumlah keseluruhan peserta NUDC tingkat nasional berjumlah 336 orang yang terdiri atas 224 mahasiswa Debaters dan 112 orang N1 Adjudicators; sedangkan jumlah keseluruhan peserta KDMI tingkat nasional berjumlah 56 orang yang terdiri atas 42 mahasiswa debaters dan 14 orang N1 Adjudicators.

Kuota/Usulan maksimal tiap Kopertis Wilayah adalah sebagai berikut.

No. Kopertis Kuota/Usulan
NUDC KDMI
1. Kopertis Wilayah I 9 1-2
2. Kopertis Wilayah II 8 1-2
3. Kopertis Wilayah III 11 1-2
4. Kopertis Wilayah IV 11 1-2
5. Kopertis Wilayah V 8 1-2
6. Kopertis Wilayah VI 9 1-2
7. Kopertis Wilayah VII 10 1-2
8. Kopertis Wilayah VIII 6 1-2
9. Kopertis Wilayah IX 8 1-2
10. Kopertis Wilayah X 8 1-2
11. Kopertis Wilayah XI 6 1-2
12. Kopertis Wilayah XII 6 1-2
13. Kopertis Wilayah XIII 6 1-2
14. Kopertis Wilayah XIV 6 1-2
  1. Tingkat Internasional

Satu tim NUDC terbaik setelah tujuh babak penyisihan dan 2 (dua) tim NUDC terbaik pada Grand Final Main Draw akan diprioritaskan untuk mewakili Indonesia mengikuti debat tingkat dunia  World University Debating Championship (WUDC) 2018 di Cape Town, Afrika Selatan.

Kegiatan debat berbahasa Inggris ini diikuti oleh seluruh fakultas/program studi yang dimiliki oleh universitas-universitas itu. Bahasa Inggris sudah dianggap sebagai suatu ‘default’ sehingga sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Yang perlu dipertanyakan adalah apakah mahasiswa bisa berdebat dengan mengemukakan berbagai analisis dan contoh yang bisa diterima oleh yang lain.

Seluruh tim wajib melakoni 7 (tujuh) babak preliminary. Dalam kegiatan ini 2 debaters UBL hanya berhasil meraih victory point (VP) 6 berkat hasil dari 2 kali berada di rank 1 dan 5 kali berada di rank 4. Hanya 32 tim yang diambil untuk dapat lolos ke babak 8 yang kemudian diambil 16 terbaik untuk ikut di babak 9. Pada babak grand final 4 (empat) universitas yang berhasil tembus adalah Universitas Bina Nusantara Jakarta (Binus), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sriwijaya Palembang (Unsri), dan Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Dua tim yang berhak mengikuti WUDC adalah Binus dan ITB yang berhasil meraih posisi 1 dan 2. Posisi ketiga ditempati oleh Unsri dan posisi keempat diraih oleh UI.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan lomba debat tingkat novice (pemula) yang bisa diikuti oleh universitas-universitas yang memang belum pernah mengikuti kegiatan debat tingkat nasional atau internasional. Tim yang dapat mengikutinya pun adalah tim dengan VP 9-12.

Dengan pengalaman yang didapat di kegiatan ini, tim UBL bersiap lebih baik lagi agar dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi pada kegiatan NUDC tahun 2019.

 

Mahasiswa FKIP UBL meraih Juara lomba di Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Provinsi Lampung

Mahasiswa FKIP UBL Berjaya di PEKSIMIDA 2018: Alvita Harahap Raih Juara Solo Song Pop

Bandar Lampung – Mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang seni bergengsi tingkat daerah. Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Provinsi Lampung 2018, yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI), menjadi panggung bagi mahasiswa UBL untuk menunjukkan bakat terbaiknya. Kegiatan ini digelar di Universitas Malahayati, Bandar Lampung, dan diikuti oleh 14 perguruan tinggi ternama di Provinsi Lampung.

Salah satu sorotan utama dalam kompetisi ini datang dari Alvita Harahap, mahasiswi semester 3 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UBL, yang berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Solo Song Pop. Dengan suara merdu dan penghayatan yang mendalam dalam penampilannya, Alvita berhasil memikat hati para juri dan menyingkirkan kompetitor dari berbagai universitas lainnya. Kemenangannya ini semakin mengukuhkan posisi UBL sebagai kampus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pengembangan seni dan budaya.

Ajang PEKSIMIDA ini sendiri merupakan kompetisi tahunan yang diadakan untuk menyeleksi wakil Provinsi Lampung ke tingkat nasional. Tahun ini, kompetisi diikuti oleh perguruan tinggi seperti Universitas Teknokrat Indonesia, IBI Darmajaya, Universitas Muhammadiyah Metro, STKIP Bandar Lampung, Polinela, UIN Raden Intan, dan tentu saja Universitas Bandar Lampung.

Tidak hanya Alvita, mahasiswa-mahasiswa UBL lainnya juga menampilkan performa terbaik mereka dan berhasil meraih prestasi bergengsi di berbagai cabang lomba, di antaranya:

  • Juara 3 Solo Pop Putri: Sarah Sanusi

  • Juara 3 Solo Pop Putra: Rizy

  • Juara 2 Fotografi Hitam Putih: Abid

  • Juara 2 Melukis: Valen

Capaian ini membuktikan bahwa bakat dan kreativitas mahasiswa UBL terus berkembang dan mendapat tempat di panggung kompetisi seni tingkat provinsi. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari pembinaan yang konsisten dari pihak kampus melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan dukungan dari para dosen yang mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan pengembangan diri.

Kepala Biro Kemahasiswaan UBL menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi para mahasiswa, “Kami bangga dengan pencapaian ini. Mahasiswa kita bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan seni dan semangat kompetisi yang tinggi. Ini adalah bukti nyata dari pendidikan karakter yang kami bangun di UBL.”

Kemenangan di PEKSIMIDA 2018 menjadi motivasi besar bagi seluruh mahasiswa UBL, khususnya dari FKIP dan English Department, untuk terus mengasah bakat dan berani tampil di tingkat yang lebih tinggi. Dengan semangat ini, UBL berharap dapat terus mencetak generasi muda yang tidak hanya intelektual, tetapi juga berbudaya dan berjiwa seni.